Wakil Bupati Soppeng Buka Musda DDI Soppeng

Soppeng, sulsel.ddi.or.id – Wakil Bupati Soppeng, Luthfi Halide, membuka Musyawarah Daerah Darud Da’wah wal Irsyad (Musda DDI) Kabupaten Soppeng di Aula Gedung DPRD Kab. Soppeng, Ahad (12/01/2025).

Revitalisasi Trilogi DDI & Penguatan Kelembagaan Dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045 menjadi tema sentral Musda kali ini dengan DDI bisa berkontribusi aktif dalam rangka pembangunan manusia Indonesia yang unggul menyongsong 2045.

“Bersyukur karena diminta mewakili Bupati pada hari ini, kerena bisa mendapatkan banyak ilmu dari Anregurutta di sini,” ungkapnya

“Saya berharap betul DDI Soppeng bisa sinergis dengan Pemerintah Daerah. Lebih cepat lebih baik jika DDI ada perguruan tinggi di Soppeng. Saya tunggu kedatangan pengurus untuk mendiskusikan rencana mulia ini, memanfaatkan sisa jabatan kami yang ada.”

Selain Wakil Bupati Soppeng, hadir juga Ketum PB DDI, AG Prof. Dr. H. A. Syamsul Bahri A. Galigo, MA, Ketua Ummahat DDI, Pimpinan DDI Kaballangang, AG. Dr. (HC) H. M. Rasyid Ridha Ambo Dalle, Ketua PW DDI Sul-sel, AG. Dr. H. Andi Aderus, MA, Ketua MUI Kab. Soppeng, Ketua BAZNAS Kab. Soppeng, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Soppeng diwakili Kepala Seksi PHU, Dr. H. Musriadi, Kakan Kemenag Kota Parepare yang juga sebagai Wakil Ketua PD DDI Soppeng. Serta ratusan warga DDI Soppeng juga turut hadir dalam kegiatan ini.

Perwakilan ormas sahabat, Ketua PC. NU Soppeng, Ketua Muhammadiyah Soppeng serta
Ketua Wahdah Islamiyah Soppeng.

Sebelumnya, Ketua Panitia pelaksana, Abdul Samad menggarisbawahi prinsip dan pesan Anre Gurutta H. Abdurrahman Ambo Dalle, “Anunna DDI Tennia Anukku, Anukku Anunna To DDI.’ Kalimat singkat sarat makna ini hendak mengajak bahwa kontribusi total tanpa batas untuk DDI, apapun bentuknya, moril maupun materil.

Ketua DDI Soppeng Demisioner, Drs. Latang, M.Pd.I, merasa sangat berbahagia dengan hadirnya AG. Ketua Umum PB DDI bersama Putra Alm. AG. H. Abdurrahman Ambo Dalle.

Ketua PW DDI Sulsel, dalam sambutannya berharap betul “bagaimana agar kita ber-DDI ini bisa menaati aturan organisasi, ada AD/ART yang mengatur segala pergerakan kita, bagaimana kita bisa tertib berorganisasi, menghargai dan menempatkan kewenangan pada tupoksi dan porsinya. Sehingga kita berorganisasi itu profesional, dan itulah nanti yang akan membuat organisasi kita maju dan terdepan.”

“Pemilihan baiknya tetap menjaga silaturahmi, jangan sampai ada yang tercederai. DDI organisasi bentukan para ulama para guru kita. Menjadi kewajiban kita semua untuk menjaga dan memelihara marwah organisasi ini. AD/ART adalah buku pedoman dalam setiap organisasi.

“Lalu kemudian terakhir, prioritaskan legalitas organisasi DDI jika telah terpilih pengurus PD DDI yang baru. Kita hidup di negara hukum, maka kita wajib mematuhi segala bentuk peraturan perundangan-undangan yang telah dibuat.” tutup Wakil Rektor II UIN Alauddin Makassar ini.

Ketum PB DDI dalam pembukaan hikmahnya mengatakan bahwa “Ketua PD DDI Soppeng sdh menahkodai DDI di Soppeng selama 20 tahun terakhir. Lanjutkanki mengabdi di DDI.
SK organisasi DDI sejak tahun 1955, Soppeng tdk bisa dipisahkan dengan DDI. Mangkoso sebelumnya adalah bagian dari Soppeng sebelum kedatangan Belanda. Cikal bakal DDI Pattojo lebih awal lahir yakni pada 1930 kemudian MAI Mangkoso pada 1938.”

“Ketika gurutta di Mangkoso, beliau menamai masjidnya dengan Ad-Da’wah, lalu kemudian ke Ujung Lare, menamai masjidnya dengan Al-Irsyad, dan yang terakhir di Kaballangang dinamai masjid Al-Wasilah.”

“Kemuncaknya memposisikan DDI sebagai wasilah utk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Meniatkan DDI menjadi tonang-tonangengta di Akhirat. DDI adalah benteng Ahlu Sunnah wal Jama’ah. Da’wah DDI wasthiyyah, mengeratkan persatuan. DDI adalah rahmat bagi saya dan kita semua murid-muridnya gurutta.”

“Peranan AG. Daud Ismail begitu besar buat DDI dan As’adiyah. Di Soppeng pernah ada fakultas Tarbiyah UI DDI, baik diwujudkan kembali sekolah tinggi DDI di Soppeng.” tutup gurutta Ketua Umum dengan harapan besar.

Sesi penutup ditandai dengan pembacaan doa oleh Ketua MUI Soppeng G. Dr. H. Husaema Rauf.

 

About rizkayadi sjukri